Jumat, 11 Januari 2013

Ijinkan Aku Hidup, Tuhan…



” Pah, PMS-ku kali ini kok parah banget ya…” itu pasti suara Mama.
” Aku sudah minum obat yang ku beli di apotik, tapi haid-nya malah sehari keluar dan sehari tidak “
” Hmm, udah minum obat kan ? periksa ke dokter kalau perlu, Ma…” seseorang yang di panggil ‘pah‘ menyahut.
( “Mama… jangan minum obat itu lagi ya Ma, ini aku, aku ada di sini, di perut Mama. itu bukan PMS, Ma. itu aku…” teriakku dari dalam )
” Ya sudah, nanti kalau masih sakit kita ke dokter ya…” suara laki-laki itu menimpali
” Iya…”
” Aku berangkat, Ma… hati-hati, jaga diri. “
” Mbak, tolong belikan jamu pelancar haid ya, di toko jamu biasanya ” ah, itu suara Mama.
( ” jangan ma, jangan beli…” lagi-lagi aku meneriakimu, tapi kamu tak mendengar aku Ma…)
Tak berapa lama…
“‘ Ini buk, jamunya…segera di minum dan istirahat ya…” kata seseorang yang di panggil mbak oleh Mama.
Ku lihat mama beranjak ke ruang makan, menuang cairan pekat itu ke dalam gelas.
( ” jangan Ma…jangan minum itu ! Mama…..!”  lagi-lagi aku berteriak kepadamu )
( ” Ma…kenapa kau tak dengar aku, segera menenggak habis minuman itu. Tahukah Mama, tiap kali Mama habis minum itu, sesuatu itu menarik-narikku Ma, berusaha melepaskan cengkeramanku dari perut Mama. Tapi aku bertahan Ma, aku mengeluarkan semua kekuatanku. Aku pegang erat-erat perut Mama. Lalu aku mulai menyakitimu Ma. Mama akan nyeri hebat, dan ku lihat bulir-bulir airmata menetes dari matamu, berikut dengan darah segar, mengalir dari jalan lahirku.
Maafkan aku Ma, ini bukan sengaja. Aku tak mau lepas, aku mau disini, makanya aku bertahan sekuat tenaga. Sedihnya hatiku, Ma. Bahkan kau pun tidak mengetahui hadirku dalam perutmu.” )
( ” Terjadi lagi kan, Ma… Kamu terbaring lemah di kasur.” )
Seseorang yang di panggil si mbak, pucat pasi. Menelepon Papa. Suaranya terdengar gugup, parau dan takut
Papa pulang segera, aku melihat dia tergesa-gesa menuju kamarmu, Ma.
” Mama yakin tak sedang hamil kan ? ” tanyanya sambil memegang tanganmu.”
” Kayaknya sih enggak, pah..”  jawabmu lemah.
” Kita coba test aja ya…” katanya.
Mama beranjak dari tempat tidur di tuntun papa, mengambil sesuatu di laci. lalu menuju kamar mandi.
( ” Apalagi yang hendak kau lakukan padaku, Ma ? jangan…jangan lakukan lagi, Ma. Aku takuuutt…takut sekali Ma…” teriakku lagi. )
Aku lihat Mama meneteskan sesuatu pada alat itu. Aku menunggu dengan deg-degan. Takut mama akan melakukan sesuatu padaku.
Ternyata tidak…Mama menunggu nampaknya, wajahnya sedikit tegang…
Tak lama berselang…
” Ya tuhaaaaan….positif pah ! ” teriaknya dengan nada setengah tak percaya.
Tapi ada bahagia disana, juga sedikit kecemasan. Papa memeluk Mama.
” Kita ke dokter sekarang, kamu perlu perawatan, Ma. Aku takut efek obat yang kau minum itu membahayakan calon anak kita. ” itu kata Papa.
Di sebuah Klinik…
Seseorang dengan baju putih, berkacamata, yang dipanggil ‘ Dok ‘ oleh Mama dan Papa itu memeriksa perut Mama. Mengoleskan sesuatu, lalu menempelkan sebuah alat.
( ” Mama…! apa itu ? aku takut Ma ! Jangan !…” )
Ah, leganya hatiku, ternyata alat itu untuk melihat aku nampaknya. Pada sebuah kotak besar, aku melihat diriku meringkuk di sana.
( ” Hallo Mama, Papa…ini aku ! lihatlah sekarang ! ada aku disini.” )
Mama, aku melihatmu sangat bahagia, Papa juga. Jemarinya menggenggam jemarimu erat. Ma, maafkan aku, telah berburuk sangka padamu. Mengira kau sengaja ingin menyakitiku. Ternyata, itu karena ketidaktahuanmu akan kehadiranku. Maaf ma…
” Pak, Bu…kantong janinnya masih utuh. Artinya masih bisa di selamatkan. Tapi ibu harus bedrest, dan minum vitamin sebagai penguat kandungan. Saya akan menuliskan resepnya. ” itu kata laki-laki berkacamata, pada Mama dan Papa.
” Syukurlah, Dok. Terima kasih Tuhan…” ucap Papa sambil memeluk Mama.
Mama, jangan lupa minum obat itu ya. Aku butuh kekuatan yang darimu juga.
Tuhan, sekarang aku tahu. Betapa mereka juga sangat menyayangi aku, merindukan hadirku. Maka, ijinkan aku hidup. Aku ingin menjadi nyata. Bagi Mama dan Papa. Juga ingin melihat dunia, tempat dua orang penuh kasih itu merajut cinta.
( Ku persembahkan buat seorang sahabat yang tengah berjuang. Ayo mbak ! Pean harus kuat ya…! ).
PS : Seringkali gejala keguguran itu tak bisa di bedakan dengan gejala PMS biasa, maka berhati-hatilah jika meminum obat untuk meredakan gejala PMS, kecuali kita telah memastikan bahwa kita tidak pernah berhubungan intim dengan siapa pun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar